Tulisan 6
Lusuh bajumu, menempel di tubuh legammu
Sendu matamu, isyaratkan beratnya hidupmu
Keriput kulitmu, paparkan usia senjamu
Terseret kakimu melangkah di atas tir hitam yang kering
Beralas plastik hitam yang ditali di atas mata kaki
Berbelok ke setiap rumah
Tak peduli panas matahari terserap lewat celah pori-porimu
Hanya demi mengumpul uang receh
Untuk sekedar mengisi perutmu
yang sudah mengkriput
melekat pada tulangmu
Saat hujan turun,
plastik hitam di kakimu menjadi penutup kepalamu
Sungguh, menitik air mata ini
tiap kali melihatmu
Masih bersemangat mempertahankan hidup
Dada berdegup kencang, sesak
Tenggorokan sakit,
menahan kepedihan yang kamu alami
Saat kau hilang dari pandangan
Bayang dirimu tergambar jelas di otakku
Saat ku bersujud, bersimpuh di hadap-Nya
Hanya syukur yang terus terucap
Masih ada orang yang lebih berat hidupnya
daripada hidup yang selama ini kita jalani
Dan di hati kecil, setiap melihat hal serupa,
selalu timbul pertanyaan:
"Di manakah anak-anaknya?"
Dan kembali menilik ke diri,
"Aku adalah seorang anak. Aku tak menginginkan orang tuaku menjadi seperti itu kelak."
Wednesday 11 May 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment